مرحبا بالإخوة في هذا الموقع المتواضع

مرهبا بالإخوة

Mari berbagi 'Ilmu, saling tanasuh dalam kebaikan, memotivasi untuk beramal dan berda'wah

Laman

Prasangka yang Berujung Kezhaliman

Penyebaran syubhat dan praduga yang dipoles sedemikian rupa pada suatu masalah merupakan sebuah alat atau wasilah yang telah lama dipakai oleh para musuh nabi rasul terdahulu, dan juga para pengusung kebenaran. Pertarungan ini akan berkelanjutan antara pembawa bendera haq dan batil yang hanya akan berujung jika kiamat tiba nantinya.
Betapa banyak berita dan statemen bertebaran, yang kemudian ditelan mentah-mentah oleh sebagian orang. Tanpa melakukan cek and ricek sebelumnya, dengan entengnya mereka pun melemparkan tuduhan dusta serta sumpah serapah kepada orang lain tanpa sedikit keraguan. Dengan penuh keyakinan, padahal mereka tidak lebih dari seorang bodoh yang hanya memperturutkan hawa nafsu. Aku tidak habis pikir jika hal tersebut dilakukan oleh orang yang mengaku berpendidikan. Dengan memandang sebelah mata, menghiraukan petunjuk yang terang benderang dari al-Quran dan as-Sunnah. Simaklah firman Allah subhanahuwata’ala :
ö@è%......... (#qè?$yd öNà6uZ»ydöç/ bÎ) óOçGZà2 šúüÏ%Ï»|¹ ÇÊÊÊÈ  
(Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".) (al-Baqarah : 111)
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ  
(dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.) (al-Isra : 36)
Sabda Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam :
بئس مطية الرجل زعموا
“Sejelek-jelek kendaraan yang ditunggangi seseorang adalah katanya, katanya” (HR. Abu Daud No : 4972)
إياكم والظن , فإن الظن أكذب الحديث
“Jauhkan dirimu dari prasangka dan praduga, karena ia adalah seburuk-buruknya ucapan (akibat) “
Kerusakan pertama yang ditimbulkan jika sebuah masalah langsung ditelan mentah-mentah tanpa kroscek kebenarannya, adalah munculnya prasangka buruk. Kemudian prasangka buruk tersebut terbentuk menjadi sebuah akidah dan keyakinan. Hingga kemudian menjadi sebuah kezoliman yang telah jelas diharamkan Allah kepada hambanya. Dan hal tersebut tercipta menjadi sebuah dosa yang sangat berat.
Imam al-Gazali rahimahullah mengatakan : “engkau sama sekali tidak berhak untuk beranggapan, apalagi sampai menghukumi seseorang buruk. Sampai ia terungkap dengan jelas sehingga tidak membutuhkan penafsiran lagi.” Beliau juga mengatakan : “ Ketahuilah bahwa buruk sangka haram hukumnya, sebagaimana haramnya perkataan buruk. Buruk sangka tidak akan pernah menjadi halal kecuali dengan sesuatu yang menjadikan harta menjadi halal, yaitu dengan persaksian atau bukti yang valid. (Faidhul Qadir 3/157)
Dan dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda :
إن الله تعالى حرم من المسلم دمه وعرضه , وأن يظن به ظن السوء
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan darah, kehormatan seorang muslim dan juga diperasangkainya ia dengan perasangkaan yang buruk.” (HR. Al-Baihaqi di syu’abil Iman No : 6706)

Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah berkata dalam Mukhtashar Minhajul Qosidin : “Engkau tidak berhak untuk berprasangka buruk terhadap seorang muslim kecuali telah terungkap hakikatnya dengan jelas sehingga tidak lagi membutuhkan penafsiran. Jika kabar itu disampaikan oleh seorang yang adil(jujur) kemudian hatimu condong membenarkannya ,maka engkau dimaafkan. Karena jika engkau mendustakannya, maka engkau telah berburuk sangka padanya. Dan tidak pantas bagi seorang muslim berbaik sangka kepada yang satu dan berburuk sangka terhadap yang lain. Yang seharusnya engkau lakukan adalah mencari titik permasalahannya. Apakah diantara mereka ada perselisihan atau hasad ? Maka dengan begitu segala tuduhan bisa dengan mudah dipecahkan.